;

Artikel


Selayang Pandang GPdI menggunakan kata Pantekosta

Tanggal Posting , 20 Agustus 2017 - WIB



 

Mengapa GPdI memakai “Pantekosta” dan Bukan Pentakosta? Alasannya adalah:

Secara Resmi “GPdI” atau “Gereja Pantekosta di Indonesia” dipakai setelah pendudukan Jepang pada tahun 1942.
 
Saat itu yang menjadi Ketua Badan Pengurus adalah Bapak Pdt. HN Runkat.
Perlu kita tahu saat GPdI Gereja Pantekosta didirikan oleh para pioner, Alkitab yang mereka pakai adalah Akitab terjemahan H C Klinkert yang terbit pada tahun 1879.
Nah, ayat Kis. 2:1 tertulis seperti ini: “Kapan Soedah sampe hari Pantekosta, di orang samowa ada berkoempoel dengan satoe hati ….”
 
Jadi para pendiri Pantekosta menjadikan dasar Sebutan “Pantekosta” berdasarkan Alkitab terjemahan Klinkert itu. Memang sejak Tahun 1900 Alkitab terjemahan Clinkert sangat disukai di Indonesia dan di Tanah Minahasa Alkitab ini sangat Populer. Karena Pendiri GPdI banyak Pioner asal Minahasa maka Kata “Pantekosta” itulah yang di pakai sebagai nama GPdI.
 
Perlu diketahui Alkitab Bahasa Indonesia “Terjemahan Bode Atau Terjemahan lama” di buat tahun 1958 dan “terjemahan baru” tahun 1974. Kata “Pentakosta” nanti berubah dan di digunakan dalam dua Alkitab itu. Sedangkan GPdI atau Pantekosta sudah ada sebelum 2 Alkitab itu terbit.
 
Adapun kamus Purwodarminta Tahun 1980-2000 masih menyebut Pantekosta bukan Pentakosta.
Oleh karena Gereja-gereja Karismatik di Indonesia berdiri setelah Alkitab Bode dan Terjemahan Baru diterbitkan maka gereja gereja itu dan jemaatnya menggunakan kata “Pentakosta.”
 
H.C. Klinkert, seorang misionaris di Jawa, mulai satu revisi dari Alkitab, yang lengkap pada tahun 1879 dan telah melewati beberapa edisi.
 
Dalam bahasa Melayu rendahan, yang bentuk bahasanya setara dengan Jawa, sunda dan kata asing dan idiom-idiom, seorang misionaris dari the Baptist Missionary Society memiliki Injil yang telah dicetak sejak tahun 1835. Teks ini diadaptasi dari bahasa Melayu tinggi oleh orang-orang Kristen di Surabaya dan diedit oleh seorang misionaris dari the London Missionary Society. Ini menarik untuk mencatat bahwa Alkitab ini dicetak di Batavia, atas ekspansi petobat-petobat Surabaya ini. H. C. Klinkert, yang namanya baru saja disebutkan dalam hubungan dengan Alkitab dalam bahasa Melayu tinggi, menyiapkan terjemahan segar dari Perjanjian Baru dalam dialek Melayu rendah pada tahun 1863.
[ Rev. R Kilgour, D.D., 172 ]
 
Dari : Tinjauan umum atas periode 1860-1942: B. Orang-orang Kristen Protestan Indonesia
Pada tahun 1879, Lembaga Alkitab Belanda menerbitkan Alkitab terjemahan Klinkert, yang menggantikan terjemahan Leydecker (namun tidak diterima di Maluku). Terjemahan Klinkert itu sudah jauh lebih dekat dengan bahasa Melayu orang Melayu sendiri.
[ Dr. Th. van den End, 2001, 326 ]
 
Dari: Alkitab: Pada Masa Lampau
Kitab Injil Matius terjemahan Klinkert diterbitkan pada tahun 1868. Perjanjian Baru menyusul pada tahun 1870. Untuk memperdalam dan menyegarkan bahasanya, Klinkert kembali ke Asia Tenggara serta tinggal di Malaka selama enam bulan pada tahun 1876-1877. Dan pada tahun 1879, sudahlah lengkap Alkitab hasil karyanya.
[ H.L. Cermat, 36 ]
 
Dari : Alkitab Terjemahan Klinkert
Pada tahun 1863, Lembaga Alkitab Belanda mengangkat H. C. Klinkert menjadi penerjemah Alkitab bahasa Melayu.
 
Buku Matius diterbitkan pada tahun 1868. Perjanjian Barunya diterbitkan pada tahun 1870. Untuk menyegarkan penguasaan bahasa Melayunya, Klinkert pindah lagi ke Malaka selama 6 bulan antara tahun 1876-1877. Akhirnya Alkitab lengkap selesai pada tahun 1879 dan diterbitkan dalam huruf Latin oleh Lembaga Belanda (NBG). Klinkert yang kemudian bertugas sebagai dosen bahasa Melayu di negaranya, masih terlibat setiap kali diadakan revisi-revisi atas terjemahannya. Sejak tahun 1900 orang cenderung lebih suka membaca Alkitab terjemahan Klinkert daripada Alkitab terjemahan Leijdecker. Terjemahan Klinkert digemari khususnya di Minahasa karena bahasa Melayu dialek Minahasa sangat dominan dalam terjemahan ini. Sayang, dialek Minahasa ini justru kurang dipahami oleh penutur bahasa Melayu di Singapura dan Malaka.
[ Dr. Daud H. Soesilo, Ph.D, 2001, 54-56 ]


Side Banner






Website gpdikramat.org, adalah suatu wadah bagi para jemaat untuk mendapatkan informasi dari setiap kegiatan yang ada di gereja GPdI Kramat

Instal aplikasi dalam versi mobile di https://play.google.com/store/apps/details?id=org.gpdikramat